Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Theme From:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 05 Maret 2012

MTQ: Upaya Membentuk Masyarakat Qurani


Oleh: Imam Mustofa
(Dosen Jurusan Syariah STAIN Jurai Siwo Metro)


Saat ini masyarakat Lampung Barat mempunyai hajat besar, yaitu menjadi tuan rumah pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-38 tingkat Provinsi Lampung. Rangkaian acara MTQ ini berlangusng dari tanggal 8-14 Mei 2010.
MTQ merupakan perhelatan yang dilaksanakan setiap tahun. MTQ bukan hanya acara rutinitas dan seremonial belaka, atau hanya sekedar arena untuk beradu kemampuan penguasaan ilmu-ilmu yang terkait dengan Al-Quran, baik dari dari sisi seni seperti tartil, tilawah, khotil maupun substanisnya seperti tafsir, fahmil, syarihl dan sebagainya. Lebih dari itu, MTQ merupakan sebuah upaya untuk membumikan nilai-nlai moral etik yang terdapat dalam derertan huruf dan ayat Al-Quran. Selain itu, MTQ juga merupakan media dakwah dalam rangka menyebarkan syiar Islam.
Al-Quran bukanlah karya ilmiah, bukan juga ia sebagai kitab hukum, tidak juga kitab politik, pun juga bukan kitab ekonomi dan lain sebagainya. Akan tetapi dia adalah data base atau kitab pokok tuntunan moral. Adapun ada sebagian kecil ayat yang membicarakan masalah-masalah ini ia hanyalah prinsip-prinsip dasar yang sesungguhnya sebagai pesan dasarnya adalah bahwa semua kegiatan di atas harus dilakukan sesuai dengan pesan moral agama yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut (Mustofa, RL: 2010).
Tujuan akhir dari pelasanaan MTQ bukanlah terletak pada pelaksanaannya, akan tetapi bagaimana dengan pelaksanaan MTQ tersebut masyarakat dapat memahami, menyerap dan melaksanakan nilai-nilai moral Al-Quran, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan sosial masyarakat. Nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam pelaksanaan MTQ, seperti nilai kejujuran, kebersamaan kompetisi dalam menggapai kebaikan juga harus dapat diterjemahkan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu jangan sampai terjebak pada seremonialnya belaka.
Perlombaan tafsir al-Quran misalnya, merupakan upaya menterjemahkan pesan-pesan Al-Quran dan membumikannya dalam realitas masyarakat yang semakin hari semakin membutuhkan nilai spiritual. Karena Al-Quran merupakan sumber pokok spiritual dalam Islam. Diakui atau tidak, nilai-nilai spiritual mulai terkikis dari kehidupan masyarakat kita, hal ini seiring perkembangan teknologi informasi yang terkadang menampilkan hal-hal yang dapat menggusur spiritualitas masyarakat.
Kondisi moral dan mental masyarakat Indonesia saat ini cukup memprihatinkan. Padahal moral dan mental masyarakat, akan menentukan jati diri dan karakter bangsa. Untuk memperbaiki kondisi ini, bukanlah hal yang mudah, tapi merupakan pekerjaan yang membutuhkan pengorbanan pikiran, tenaga dari berbagai elemen bangsa. Oleh karena itu, melalu MTQ ini diharapkan dapat memperbaiki mental dan meningkatkan spiritual masyarakat serta dapat memperindah moral dalam kehiudpan msyarakat.
Aspek seni keindahan Al-Quran, baik dari seni keindahan pelafalannya maupun penulisannya bukan hanya mengandung keindahan lahir semata. Lebih dari itu, ia memancarkan keindahan batin yang mengandung makna bahwa betapa indahnya kehidupan ini apabila dihiasi dengan moral Qurani.
MTQ harus dijadikan moment untuk membentuk masyarakat yang bermoral Qurani, masyarakat yang tidak hanya memiliki keshalihan spiritiual individu, akan tetapi juga memiliki keshalihan sosial yang tinggi. Keshalihan sosial ini harus dimuali pembentukan keshalihan pribadi atau individu. Oleh karena itu, dalam proses menjadi peserta dan upaya mencapai kemenangan di perlombaan MTQ, peserta harus sesuai dengan nilai-nilai Qurani. Apalah arti sebuah kemenangan kalau ia berdiri di atas pondasi ketidakjujuran dan kemunafikan. Bangunan masyarakat yang didirikan oleh para nabi dan rasul semua diawali dari bangunan keshalihan individu, keshalihan moral-spiritual yang ditanamkan dalam hati dan diimplementasikan di setiap langkah mengarungi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat.
Semoga melalaui MTQ tingkat propinsi Lampung yang ke-38 ini menjadi moment bagi masyarakat Lampung Barat khususnya, dan masyarakat Lampung pada umumnya untuk memperdalam spiritual. Menjadi moment untuk meningkatkan keshalihan sosial sehingga menjadi masyarakat yang ideal, masyarakat yang berhiaskan moral Qurani.


Artikel ini telah diterbitkan Lampung Post Jumat, 15 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar